Hans zimer

Free Music Sites
Free Music Online

free music at soundcloud

Minggu, 15 Oktober 2023

Abiogenesis

Tulisan ini adalah sedikit pengantar untuk menemanimu tidur. Mulanya hanya ada benda benda mati yang dimiliki oleh bumi seperti tanah, air, api (panas matahari), dan udara (oksigen). Dengan keempat benda mati tersebut atau yang lebih akrab kita sebut dengan keempat elemen dasar, terciptalah makhluk makhluk hidup. Dimulai dari makhluk makhluk yang sederhana seperti, bakteri, mikroba, dan makhluk makhluk mikroskopik yang tercipta secara spontan dari keempat elemen dasar tersebut. Lalu dari makhluk makhluk mikroskopik tersebut berevolusilah mereka menjadi makhluk makhluk dengan wujud yang lebih kompleks dan dengan ukuran yang semakin membesar. Evolusi adalah kata kunci untuk tulisan ini, di mana eksistensinya takkan terbantahkan baik dengan kreasionism maupun dari dalil dalil mentah yang dilontarkan oleh tokoh tokoh agamis, yang mengklaim bahwa biogenesislah yang seharusnya memiliki tempat di hati semua orang, dengan mengatakan bahwa kehidupan berawal dari sesuatu yang hidup, yakni Adam dan Hawa. Ya, tak dapat dipungkiri, Adam dan Hawa memang benar benar ada, dikarenakan yang mengatakannya adalah sesuatu yang tak pernah melakukan sebuah kesalahan, yakni Allah. Akan tetapi, fakta lapangan mengatakan hal yang lain dari apa yang dikatakan oleh sang logos tersebut. Jika kita cermati, tampaknya ada sedikit teka teki yang disodorkan dari sang intelek pertama kepada makhluk yang telah dapat berfikir dan memiliki akal. Dalam ayat Al Qur'an QS Al Anbiya:30, dan QS An Nur:45, dikatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari air. Ada pun QS As Sajdah:7, dan QS Al Hijr:26 dimana dalam kedua ayat tersebut dikatakan bahwa manusia tercipta dari tanah atau lumpur. Di sini, Allah berusaha memberi sedikit petunjuk kepada manusia tetang dari mana mereka berasal. Dan keempat ayat tersebut pun dapat audiens ketahui sejalan dengan konsep abiogenesis yang mengatakan bahwa kehidupan berasal dari materi materi mati, di mana Allah memberi petunjuk tentang dari mana makhluk berasal sebanyak 50%, yakni dari tanah dan air yang menciptakan lumpur yang membawa kehidupan. Dan 50%nya lagi dilengkapi oleh akal manusia dengen menambahkan dua elemen selanjutnya, yakni elemen api (panas matahari), dan udara (oksigen) sehingga terselenggaralah kehidupan primordial yang terus berevolusi. Dan petunjuk ini diberikan berabad abad lalu sebelum ditemukan dan digunakannyanya instrumen instrumen modern seperti mikroskop dan metode observasi. Ini mengagumkan! Dan, untuk membuktikan teori evolusi, audiens dapat mengamati perkembangan sebuah virus, dimana ia akan berubah wujud dan semakin ganas jika kita tidak sigap dalam menanggulanginya. Ada pun rumput liar dan semak semak. Semua orang tahu bahwa tak ada seorang pun atau siapa pun atau apa pun yang sengaja atau membawa benihnya ke tanah lapang, namun mengapa ia bisa hidup? Dan contoh yang terakhir datang dari sebuah selokan. Seperti sebelumnya, tak ada yang sengaja membuang atau menaruh telur telur ikan cere, ikan sepat, cupang sawah, atau pun yuyu. Tapi kita semua tahu bahwa mereka ada di dalam selokan. Dari mana mereka semua berasal kalau bukan dari bakteri biotik yang bergerak berevolusi. Namun, Al Qur'an tidak sendirian dalam mengatakan tentang konsep abiogenesis. Jauh sebelum ayat pertama Al Qur'an diturunkan, konsep evolusi telah digagas oleh herakleitus yang berusaha mengatakan bahwa hakikat realitas adalah "menjadi" (gerak). Pandangannya mensiratkan akan gerak maju sebuah realitas, terutama makhluk, dari yang sederhana menjadi makhluk makhluk yang lebih kompleks. Ia tidak mengatakan secara langsung tentang evolusi, namun idenya mensiratkan dan menginspirasikan akan hal tersebut. Selain itu ada pula Demokritus, yang berargumen, "bahwa setiap materi tersusun dari atom atom yang tidak dapat dibagi lagi. Atom, layaknya permainan lego dimana sekumpulan balok dapat membentuk wujud wujud lain yang lebih kompleks. Satu balok sangat berarti bagi balok lainnya. Begitulah seterusnya". Jadi, setiap materi baik yang hidup atau pun yang mati tersusun dari atom atom yang tidak dapat dibagi lagi. Sebenarnya, yang dimaksud oleh Demokritus bukanlah atom, sebab atom pun masih dapat dibagi lagi. Yang sebenarnya ia maksud adalah proton, elektron, dan neutron, sebab mereka bertiga adalah partilel terkecil yang tak dapat dibagi lagi. Pandangan Demokritus ini memperlihatkan ketajaman nalar yang luar biasa, melihat belum ditemukannya alat alat untuk mengamati makhluk makhluk mikroskopik namun hanya dengan bantuan intelek ia mampu memastikan bahwa materi hidup maupun mati tersusun dari partikel partikel yang tak dapat dibagi lagi. Dari sini dapat dipahami, bahwa wujud kompleks dari sebuah makhluk tersusun dan terkumpul dari partikel pertikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi, dan terus bergerak maju dalam evolusinya hingga mendapatkan wujud dan bentuk yang lebih unggul dari bentuk bentuk sebelumnya, maka lahirlah zaman jurasik, zaman kapak, zaman logam, hingga zaman modern seperti sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar