Hans zimer

Free Music Sites
Free Music Online

free music at soundcloud

Senin, 20 Mei 2024

Metafisika

Dewasa ini, dengan kecanggihan berfikir dan mudahnya pengetahuan untuk diakses hingga pengerukkan total yang tak ada habisnya atas pengetahuan. Sudah sejak lama kita meyakini adanya ada ada yang tak dapat dicerap dan diindra dengan alat alat empirik. Ini menandakan adanya ada yang melampaui ada ada fisik yang penjelasan dan deskripsinya tak dapat dijawab dan dijelaskan dengan metode metode laboraturium atau pun pengolahan data dari studi arkeologis, atau pun observasi. Ada yang dimaksud di sini sangatlah unik jika seorang agen masih baru baru mengkaji bidang keilmuan yang dianggap mampu menjelaskan sekaligus berdiri di atas makhluk makhluk fisik yang kita definisikan dengan pengetahuan metafisika. Pengetahuan ini memang sejak awal selalu setia mengisi kekosongan yang tidak dapat dijawab oleh penelitian indrawi. Kita dapat meneliti makhluk makhluk mikroskopik, kita dapat menentukan usia sebuah guci kuno dengan studi kadar karbon, kita bisa merubah logam menjadi emas jika mitos yang digembor gemborkan itu benar, kita bisa mengamati kebiasaan kebiasaan satwa satwa liar untuk menghasilkan pengetahuan baru tentangnya, namun apakah kita mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan ada yang tak dapat dilihat, disentuh, dihirup, atau pun dirasa dengan indra pengecapan, atau dengan indra indra lainnya yang jika memang memungkinkan dan diperlukan? Perlu audiens ketahui dalam pembahasan ini, bahwa ada bukan hanya sebatas pada wujud fisik yang dapat kita cerap dengan alat alat panca indra yang dapat kita alami kapan saja dan di mana saja, melainkan ada pula hal hal yang tak dapat kita cerap dengan alat alat empirik, seperti waktu, ruang, atau pun ide. Waktu, ruang atau pun ide tidak dapat kita sentuh, kita lihat, atau pun kita dengar, namun semua orang tahu bahwa ia ada. Kita hanya bisa mencerap manifestasinya (perwujudannya) dengan alat alat empirik kita. Kita dapat menyentuh jam dinding yang merupakan manifestasi dari waktu. Kita bisa menyentuh dinding atau tepi gelas yang merupakan batas batas dari ruang. Kita bisa menggenggam buku yang merupakan perwujudan dari ide. Akan tetapi kita tidak bisa mecerap dengan sensibilitas kita akan substansi dari ke tiga hal tersebut. Itulah sebabnya siapa pun tidak bisa menggenggam sebuah pemikiran. Kau tidak bisa melihat atau pun menciumnya. Sebab ia bukanlah ranah bagi pengetahuan empiris, melainkan wujud wujud yang ada dalam kajian metafisika, yakni penyelidikan setelah dan melampaui alam alam fisik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar